JAKARTA -– Seiring dengan perbankan syariah yang mulai memasuki sektor keuangan mikro, BMT sebagai lembaga yang selama ini fokus ke sektor tersebut akan langsung berhadapan dengan bank syariah. Kondisi krisis ekonomi global yang terjadi membuat sektor mikro dilirik banyak pihak.
Namun CEO Permodalan BMT, Saat Suharto mengatakan pangsa pasar untuk jumlah pembiayaan yang selama ini menjadi fokus BMT masih sangat terbuka lebar.
Pasalnya portofolio pembiayaan BMT yang lebih kecil dibanding lembaga keuangan lain membuat BMT dapat tetap bersaing. “Ada beberapa pengusaha yang hanya dapat dibiayai BMT dan hanya BMT yang sanggup dan memiliki sistem kesitu,” kata Saat kepada Republika, Kamis (28/5). Hal itulah, lanjutnya, yang menjadikan BMT institusi yang selalu diajak kerjasama untuk penyaluran lembaga keuangan lainnya.
BMT yang memiliki portofolio hingga di bawah Rp 1 juta dapat menjangkau usaha-usaha mikro yang membutuhkan dana sedikit. Ia memberi contoh bank yang masuk ke sektor mikro memiliki portofolio hingga jutaan bahkan puluhan juta rupiah, berbeda dengan BMT yang portofolionya lebih kecil.
Walau industri perbankan mulai memasuki sektor keuangan mikro, lanjut Saat, hal tersebut dapat dipandang positif dari sisi memberi supply terhadap kebutuhan pendanaan di sektor mikro.
Namun menurutnya hal yang harus diperhatikan adalah dapat hilangnya kompetensi inti dari perbankan yang ada.
Pasalnya dengan bank masuk ke sektor mikro akan menjadikan bangunan keuangan Perbankan Indonesia terganggu karena tidak terjadinya fokus pada pembiayaan perbankan.
“Jadi semua dikerjakan dan pada akhirnya bentuk semua produk perbankan Indonesia akan mirip karena terjadinya product mirroring,” ujar Saat.
Menurut Saat, tantangan riil BMT sekarang ini adalah bagaimana BMT menjadi lembaga keuangan yang konsisten memberikan pembiayaan mikro mengingat proporsi pembiayaan ke sana masih sangat sedikit dalam keseluruhan portofolio keuangan di Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, secara konsisten memberikan pembiayaan untuk sektor-sektor usaha produktif dan mampu menjalankan fungsi intermediary dengan benar dan bertanggung jawab. “Dengan demikian BMT diharapkan menjadi salah satu cara bagi berlangsungnya keadilan distributif atas alokasi dana pada pengusaha mikro,” kata Saat.
(www.republika.co.id)