JAKARTA — Pertumbuhan perbankan syariah yang agak melambat di semester pertama diprediksi akan meningkat setelah pemilihan presiden mendatang. Pengamat ekonomi syariah, Sofyan Safri Harahap mengatakan perbankan akan mulai melakukan ekspansi kembali setelah pilpres selesai. “Situasi masih tak menentu saat pemilu legislatif dan pilpres jadi perbankan memang masih menahan ekspansi,” kata Sofyan kepada Republika, Jumat (5/6).
Saat memasuki semester kedua, lanjutnya, perbankan syariah pun akan mulai aktif kembali. Di sisi lain, Sofyan menambahkan untuk mendorong akselerasi pertumbuhan industri perbankan syariah di tanah air bank-bank syariah pun harus ditambah modalnya. “Untuk berkembang hal yang paling krusial adalah tambahan modal sehingga bisa buka cabang dan mengembangkan bisnis,” ujar Sofyan.
Sementara itu, Direktur Utama Karim Business Consulting, Adiwarman Azwar Karim mengatakan perbankan syariah akan kembali menggebrak di kuartal empat. “Mulai sekitar bulan Agustus pertumbuhan bank syariah akan mengalami perkembangan signifikan,” kata Adiwarman.
Saat pilpres usai arah perbankan dalam menentukan langkah pun akan semakin jelas. Meski demikian, lanjutnya, hal tersebut juga tergantung dari percepatan yang dilakukan oleh masing-masing bank setelah pilpres. Saat mendekati pilpres seluruh pihak memang masih menunggu perkembangan yang akan terjadi. “Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana perbankan kembali melakukan ekspansi dan back on track,” ujar Adiwarman.
Pasalnya jika perbankan tak langsung melakukan ekspansi, maka akan menyebabkan rasio pembiayaan bermasalah terus meningkat. Berdasar data publikasi BI per April NPF perbankan syariah meningkat menjadi 5,17 persen, sementara di bulan sebelumnya sebesar 5,14 persen. Sementara pembiayaan Rp 39 triliun dan aset menjadi Rp 52 triliun