Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melaporkan adanya kesenjangan pendapatan yang semakin lebar antara penduduk kaya dan miskin. Melambatnya ekonomi global saat ini sangat berdampak pada kelompok berpendapatan rendah.
Dalam laporan terbaru yang bertajuk World of Work Report 2008: Income Inequalities in the Age of Financial Globalization, menegaskan bahwa dampak terbesar dari krisis keuangan dan ekonomi akan ditanggung oleh ratusan juta orang yang tidak menikmati keuntungan dari pertumbuhan global yang sejak awal 1990-an dan sampai sebelum krisis global saat ini.
“Laporan ini secara konklusif memperlihatkan bahwa kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin melebar sejak tahun 1990-an,” kata Direktur Lembaga Internasional untuk studi ketenagakerjaan ILO, Raymond Torres dalam siaran pers, Selasa (16/12/2008).
Kondisi ini kata Torres, mencerminkan dampak dari globalisasi keuangan dan melemahnya kemampuan kebijakan dalam negeri untuk meningkatkan pendapatan kelompok kelas menengah dan kelas berpenghasilan rendah.
“Krisis keuangan global saat ini diprediksi akan memperburuk situasi apabila reformasi struktur jangka panjang tidak dilaksanakan,” kata Torres. Perbedaan yang besar ini dikhawatirkan bisa membahayakan struktur sosial serta efisiensi ekonomi dan membahayakan perekonomian.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa jumlah tenaga kerja global telah meningkat 30% sejak awal tahun 1990-an hingga tahun 2007. Sayangnya di saat yang sama kesenjangan pendapatan antara penduduk kaya dan miskin semakin tajam.
ILO menyampaikan fakta-fakta :
Di 51 negara dari 73 negara yang didata tingkat upah dan pendapatan menurun selama lebih dari dua dekade. Penurunan terbesar terjadi di Amerika Latin dan Karibia (hingga minus 13 poin), diikuti Asia Pasifik (-10 poin) dan negara-negara maju (-9 poin).
Di negara-negara dengan sistem keuangan yang teratur, banyak para pekerja dan keluarga yang terjebak dalam utang untuk mendanai investasi rumah dan konsumsi.
Antara 1990 dan 2005, terdapat 2/3 negara mengalami peningkatan ketimpangan pendapatan antara si kaya dan kelas menengah dan keluarga miskin.
Pada periode antara 1990 dan 2005, terdapat kesenjangan pendapatan hingga 10% yang meningkat 70% antara penerima upah atas dan rendah.
Kesenjangan makin cepat terjadi diantara eksekutif dan pekerja biasa. Misal di AS para pemimpin perusahaan (CEO) di 15 perusahaan terbesar menrima 520 kali lebih besar dibanding dengan rata-rata pekerja. Pola serupa juga terjadi di Australia, Jerman, Hong Kong, Belanda dan Afrika Selatan. (ir/lih)
Sumber : http://www.detikfinance.com