Sejarah Singkat
Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali. Juga, apabila melihat perputaran uang yang sebagian besar ada di kota serta sulitnya pengusaha mikro dan kecil di pedesaan dalam mengakses permodalan dari perbankan.
Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan ekonominya berkutat dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit.
Dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga setempat, maka pada bulan Februari 1997 bertempat di rumah dinas Bapak Suryanto SH. di Jakarta, munculah gagasan untuk pendirian BMT di Desa Tumang. Setelah dilakukan pemilihan calon pengelola pada tanggal 1 oktober 1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal 7.050.000 rupiah di desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi dengan nomor 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT TUMANG”.
Dengan mengusung visi; “menjadi lembaga keuangan yang mandiri dan konsisten terhadap ketentuan syariah, memberi manfaat dan mampu mengangkat status sosial ekonomi masyarakat menuju kesejahteraan yang diridhoi Allah Taala,” BMT Tumang terus bekerja keras melayani masyarakat.
Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir september 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke masyarakat anggota telah mencapai lebih dari 9 milyar rupiah. Dengan slogan; “membangun kemandirian menuju kesejahteraan” BMT Tumang ingin terus mengembangkan jaringan dan menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.
Pengurus BMT Tumang :
Ketua : H MS. Zuhri
Sekretaris : Dwi Rochmiaty
Bendahara : H. Busroni
Manajer BMT Tumang :
Adib Zuhairi
Keunikan/ Keunggulan Khusus :
Memiliki mitra binaan perajin tembaga.
Info Terakhi :
Penyaluran pembiayaan BMT Tumang difokuskan di sektor perdagangan, khususnya perdagangan pasar tradisional. Setidaknya 60 persen dari pembiayaan yang disalurkan ke pedagang di tiga pasar besar di Boyolali , yaitu pasar Sunggingan, Pasar Cepogo, Pasar Ampel. Besaran pembiayaan yang disalurkan antara tiga juta sampai dengan lima juta rupiah dengan pengembalian maksimal selama satu tahun di masing masing pasar, hingga kini setidaknya ada 200 anggota peserta pembiayaan dari BMT Tumang.
Selain itu, BMT Tumang juga menyalurkan pembiayaan kepada para perajin di Tumang, seperti perajin tembaga, dengan besaran pembiayaan sekitar Rp 10 juta sampai dengan 50 juta rupiah. Hasil kerajinan dari mitra binaan BMT Tumang saat ini sudah merambah pasar ekspor seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.