Assalamualaikum
Posted on 04 January 2013 by permodalanbmt
Melihat problematikan bangsa Indonesia saat ini, pendekatan pergerakan perlu digunakan untuk menggantikan pendekatan programatik yang selama ini di pakai. Karena bangsa Indonesia didirikan dengan semangat gerakan, dimana setiap individu memiliki tanggung jawab yang sama dalam mewujudkan tujuan bersama.
Perubahan yang terjadi begitu cepat. Dibutuhkan pengetahuan dan wawasan dalam perubahan merespon tersebut. “Wawasan kita hanya dapat membaca masa lalu. Padahal yang kita butuhkan saat ini adalah yang mampu melihat ke depan”, ungkap Anies Baswedan.
BMT harus menggunakan pendekatan gerakan ini. Apalagi pegiat BMT memiliki modal penting yaitu amanah. Dalam menjelaskan keterkaitan tentang amanah dengan kebangkitan, Anis mengutip temuan Angus Madison tentang perkembangan makroekonomi dunia dari tahun 1 hingga 2007. Disebutkan bahwa asia hingga abad 17 memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan dunia secara agregatif. Hingga pada akhirnya peran tersebut menyusut ketika terjadi revolusi industri.
Optimisme terhadap kebangkitan Indonesia sudah diprediksi oleh banyak pihak. “Dan dalam merespon problematika ini, kita dihadapkan pada pilihan. Apakah kita akan menjadi pemimpin atau hanya sebagai penonton” Anies manambahkan.
Data dari World Competitiveness Report 2011-2012, menurut Anies menunjukkan bahwa Indonesia mengalami permasalahan dalam hal integritas. Karena, saat ini integritas adalah modal penting untuk menjadi seorang pemimpin maupun sebagai individu yang mampu bereran di dunia internasional. “ Bukan bahasa Inggris”, Anies menambahkan. Di masa yang akan datang, prestasi tidak akan menjadi acuan.
Berbeda dengan Anies, Parni Hadi wartawan senior Republika menjelaskan bahwa komunikasi profetik juga bagian penting dalam menciptakan pemimpin. Hal inilah yang dilakukan oleh para pendiri Republika yang kemudian melahirkan Dompet Dhuafa. Dan dari Dompet Dhuafa inilah kemudian lahir BMT di banyak tempat, tersebar di Indonesia.
Untuk mewujudkannya, saat ini Parni Hadi didukung oleh Dompet Dhuafa akan menyusun modul dan silabus untuk pengembangan kurikulum Komunikasi dan Jurnalisme Profotik ini.
Baik yang disampaikan Anies maupun Parni Hadi menjadi penting untuk diperhatikan pegiat BMT.
Posted on 01 September 2010 by permodalanbmt
Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah BMT saat ini menjadi salah satu infrastruktur penting yang turut membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para Usaha Kecil Mikro (UKM) di Jawa Barat. Diantara aktivitas BMT adalah melakukan intermediasi keuangan mikro yakni dengan penghimpunan dana simpanan dari masyarakat, pemberian pembiayaan usaha dengan pola bagi hasil dan pola lainnya yang sesuai dengan Syari’ah, serta menjadi jembatan bagi Muzakki (pemberi Zakat/ Aghniya) dengan para Mustahiq (penerima Zakat). Sedangkan salah satu faktor penting dalam pengelolaan BMT adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI), dimana faktor ini cukup dominan dalam menjaga keberlanjutan dan perkembangan BMT. Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan ummat terhadap keberadaan BMT, maka semakin besar pula tantangan yang harus dijawab dalam menjaga amanah ummat agar BMT tetap memberikan pelayanan dengan AMANAH, PROFESIONAL, PRODUKTIF, DAN SESUAI SYARI’AH.
Oleh karena itu, BMT Center Korwil Jawa Barat bekerjasama dengan Absindo Jabar mengadakan pelatihan bersama tentang Kesehatan BMT dan Bedah Akad-Akad Syariah, adapun pemateri yang dihadirkan adalah para tokoh dan pegiat syariah masa-masa awal seperti:
Adapun maksud dan tunjuan diadakannya pelatihan adalah sebagai berikut:
1. PELATIHAN DASAR
– Memahami prinsip dasar Baitul Maal dan Baitut Tamwil serta organisasinya,
– Mampu menjelaskan perbedaan Sistem Ekonomi Syari’ah & sistem ekonomi konvensional,
– Memahami Produk syari’ah BMT,
– Mampu menghitung bagi hasil simpanan dan bagihasil pembiayaan.
2. PELATIHAN LANJUTAN/ UP GRADING
a Menanamkan sikap mental para pengelola BMT sehingga dapat istiqomah/ konsisten dalam mengamalkan perekonomian/ muamalah yang sesuai dengan Syari’at Islam di lembaga BMT/ LKMS.
b Memberikan Refresh/ Penyegaran dan penambahan wawasan Pengetahuan tentang operasional BMT/ LKMS khususnya tentang : Analisa Kesehatan (Manajemen keuangan BMT) dan Aplikasi Akad Syari’ah.
c Menciptakan jaringan komunikasi antar pengelola BMT di Jawa-Barat guna terjalinnya transformasi segala bentuk aktivitas dan perkembangan BMT.
– Memahami prinsip Rasio Kesehatan BMT dan perencanaan Keuangan BMT yang baik.
– Mampu mengimplementasikan produk-produk sesuai Akad Syari’ah.
Pelatihan ini diikuti oleh 36 BMT se Jawa Barat seperti: BMT Al-Ishlah Cirebon, BMT Al Falah Cirebon, BMT Khusnul Aulia Cirebon, BMT Al-Amin Sumedang, BMT Al-Amanah Sumedang, BMT Al-Marzuqiyah, BMT Mardlotillah, BMT Baraya Bandung, BMT Sanama Bandung, BMT Madani Bogor, BMT Aqobah Bogor, BMT Ibaadurrahaman Bogor, BMT Ikhtiarrahman Bogor, BMT Amal Atina Bogor, BMT Azka Bogor, BMT Mitra Madani Cianjur, BMT El Fajr Cianjur, BMT El Investa Mubarokah Cianjur, BMT Nurul Ummah Sukabumi, BMT EL-Annur Sukabumi, BMT Al-Anhar Sukabumi, BMT El Salam Sumedang, BMT El-Falah Sumedang, BMT El Fath Cirebon dan masih banyak yg lainnya.
Posted on 24 August 2010 by permodalanbmt
Sorry, this entry is only available in Indonesia.
Posted on 21 August 2010 by permodalanbmt
Sorry, this entry is only available in Indonesia.
Posted on 20 August 2010 by permodalanbmt
Sorry, this entry is only available in Indonesia.
Posted on 06 April 2010 by kyaigatot
Sorry, this entry is only available in Indonesia.
Posted on 15 February 2010 by permodalanbmt
Sorry, this entry is only available in Indonesia.
Posted on 06 January 2010 by permodalanbmt
JAKARTA – PT. Permodalan BMT will expand its scope in order to reach the target in 2010. This year, BMT targeted for the asset IDR 50 billion-60 billion.
Chief Executive Officer of PT. Permodalan BMT, Saat Suharto, said in a draft of business plan which is being drawn up. In 2010 the assets will be doubled increase from 2009.”In 2010, our company’s asset value has a target to IDR 50 billion to 60 billion and profit IDR 1.3 billion,” said to Republika, last week.
In order to achieve assets enhancement and corporate profits, he added that there will be increase for financing value. As revealed in 2010 financial targets will be at least IDR 138 billion. Until November 2009, PT. Permodalan BMT has assets IDR 27.4 billion with profit gain IDR 700 million.In an attempt to boost the value of financing, said currently, PT. Permodalan BMT will make expansively micro-financing to BMT. To achieve the goal, we will begin open the new markets of financing.”If in previous years we focused on customer area in Central Java and Yogyakarta, then in 2010 we will be more present in Jakarta, West Java and East Java,” Saat said currently.
This strategy, he added,meant to encourage BMT Center as a BMT association to expand membership in these areas, because PT. Permodalan BMT provides financing to certain BMT who had joined in BMT Center.BMT Center
Related to membership of BMT Center, Saat said, in 2009 there are two members who are expelled because of unrequire with members performance standards. But in the same year, there are increased eight new members. Thus the number of members of BMT Center in 2009 to 144 units, increased from 138 units in 2008″. n 2010 there will be 30 BMT who were waiting for the process of becoming members,” Saat said.
As for financing at rates below IDR 50 million, he added, it will be accessibility issues. It was hoped, there will be synergies between banking and linkage portfolio of Permodalan BMT to increase financing for micro entrepreneurs for outstanding below IDR 20 million.However, there are several threats, especially from the rise of new institutions engaged in microfinance that are sometimes operated without using the principles of good governance (good corporate governance or GCG), which is why we need to remind the government regulator to limit loss new laws and increased surveillance.
source : www.republika.co.id
Posted on 10 November 2009 by permodalanbmt
JAKARTA- public accessibility to BMT becomes higher. It is seen from the growth figures both of savings and BMT financing which continues to grow each year. Executive Director of the BMT Center, Ahmad Sumiynto said in a study conducted on samples of 50 members of BMT Center showed the number of members increased funding per year, plus the value of relatively small portfolio shows high public accessibility.
“Access to financial institutions will speed up transactions, making economic growth in the region increase, ” Sumiyanto said, Friday (6 / 11).
Providing access to micro entrepreneurs to financial institutions, he added, is one effort towards economic distribution becomes more equitable and fair. As shown by the data providing financing to micro entrepreneurs is always smaller than the small, medium and large business
“From this study expected to be a Policy Brief for the government to determine its policy direction in providing access to micro entrepreneurs, especially using Islamic patterns,” Sumiyanto said.
CEO of PT. Permodalan BMT Ventura is also one of the researchers said that the study conducted for 50 members of BMT Center in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi, Banten, West Java, Central Java, Yogyakarta and East Java is using data from 2005 until 2008.
From the data, BMT is able to channel financing to micro entrepreneurs with the cost of each member in the year 2005 amounted to IDR 1.13 million per portfolio financing; in 2006 amounted to IDR 1.16 million per portfolio financing; 2007 amounted to IDR1.94 million per portfolio financing and in the year 2008 amounting to IDR 2.68 million per portfolio financing. “This indicates that BMT can touch the micro entrepreneurs,” Saat said.
In terms of the number who receive benefits, the number of members who have had a very large financing in 2005 of 259,850 registered members, in the year 2006 recorded 281,811 registered members in 2007 and 313,225 members in 2008 as many as 396,150 members
The existence of these studies, further time, allowing the formation of a model for microfinance based syariah institutions – that can be used as a means to reduce poverty. he explained that it can be done in a way to provide guidance and capacity building efforts.
source : www.republika.co.id