PBMT Ventura Tumbuh 86% di 2010

dari kiri: Jularso (Komisaris),Saat Suharto (CEO), Harjono Sukarno (Direktur PBMT Ventura)

T. Permodalan BMT Ventura (PBMT Ventura) merupakan Lembaga Keuangan berbentuk Modal Ventura (Venture Capital) yang telah mengantungi izin operasional dari Menteri Keuangan Cq. BAPEPAM-LK, Nomor: Kep-185/KM.10/2007, pada 25 September 2007. PBMT Ventura merupakan Modal Ventura pertama yang dikelola sesuai prinsip dan tata kelola keuangan Syariah. Didirikan dengan maksud untuk memberikan pelayanan jasa keuangan bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dalam aktivitas binsisnya, kami telah menggandeng jaringan Baitul Maal wat Tamwil atau yang lebih dikenal sebagai BMT di seluruh wilayah Indonesia sebagai mitra strategis.

Pada hari Rabu 27 April 2011 ini kami telah melaksanakan RUPS dan RUPSLB, yang menandakan perjalanan bisnis kami  yang sedang melangkah di tahun kelima. Meskipun sebagai lembaga keuangan masih terbilang muda namun jaringan bisnis kami telah ada sejak lebih dari satu dasawarsa lalu. Sehingga kami berkeyakinan di masa mendatang mampu menjadi pemain utama pelayanan jasa keuangan bagi usaha mikro kecil dan menengah melalui jaringan BMT.

Keyakinan tersebut didukung oleh fakta semakin banyaknya lembaga keuangan yang masuk ke sektor mikro pada dua tahun terakhir. Kami tetap memandang positif karena berarti pilihan bisnis kami sejak lebih dari satu dasawarsa lalu tepat dan menjanjikan. Selain itu, keyakinan tersebut juga terekam dalam kinerja keuangan kami.

Kinerja Keuangan 2010

Tahun 2010 kami laporkan untuk total sumber dana yang kami kelola sepanjang 2010 mencapai Rp. 58.6 miliar meningkat 85,34% dibanding tahun sebelumnya. Dari total sumber dana yang ada, sebesar 18% atau senilai Rp. 10.6 miliar bersumber dari Investor (baik perorangan maupun institusi) mencapai 24% atau senilai Rp. 14.3 miliar. Selebihnya dengan nilai mencapai Rp. 33.8 miliar atau mencapai 56% bersumber dari dana Perbankan. Kenaikan sumber dana yang berasal dari Investor maupun Perbankan yang masing-masing mencapai sekitar 45% dan 192% dari tahun 2009 dapat diartikan pula sebagai kenaikan kepercayaan masyarakat pada lembaga ini.

Dana investasi dari Investor, kami kelola dengan tunduk dalam tata kelola aturan Syariah. Sehingga Investor akan mendapatkan bagi hasilnya akan naik-turun tergantung dari revenue yang diberikan oleh pengusaha mikro kami biayai. Namun demikian, sepanjang tahun 2010 kami telah membuktikan secara konsisten dalam memberikan bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang rata-rata equivalent 11,27%.

Selain keberhasilan penghimpunan Dana dan angka bagi hasil yang kompetitif kami juga melaporkan bahwa aset kami telah tumbuh 86% di 2010. Hal serupa dialami pada sisi outstanding pembiayaan kami kepada pengusaha mikro dan kecil yang meningkat sebesar 69,5%. Hal tersebut menunjukan bahwa kami mampu menjaga tingkat produktifitas dana Investor dan Pihak Ketiga lainnya tetap optimal.

Dari sisi produktifitas tahun 2010 men­catatkan peningkatan yang cukup berarti meskipun angka indikator ROA di tahun itu terkoreksi  7,9%  dari 1,14% di 2009 menjadi 1,05%, namun koreksi tersebut ter­kompensasi dengan kenaikan DER kami menjadi 5 kali dibanding tahun tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2 kali. Sedangkan untuk angka indikator ROE, di tahun 2010tumbuh sebesar 65,3% dari 3,54%  di 2009 menjadi 5,85%. Untuk angka indikator efisiensi operasional ditunjukan oleh nilai BOPO yang mengalami penurunan men­jadi 88% di 2010 dari tahun sebelumnya yang sebesar 89%.

Dari produktifitas dan efisiensi yang telah kami lakukan diperoleh laba sebelum pajak dan zakat di 2010 meningkat 71,5% menjadi Rp. 619,6 Juta dari angka sebelumnya yang sebesar Rp. 361,4 Juta. Dari angka-angka tersebut kami optimistis di tahun-tahun mendatang mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi lagi bagi perusahaan.

Kami juga mempunyai catatan tersendiri mengenai Non Performing Finance (NPF). Setelah di 2009 sebelumnya kami membukukan nilai NPF sebesar 1,06%, maka beberapa langkah telah kami lakukan dan terbukti efektif untuk menekan pembiayaan bermasalah menjadi 0,60% di tahun 2010.

Perkembangan Penerima Manfaat

Dari keseluruhan dana yang dipercayakan kepada kami, kami salurkan untuk pembiayaan kepada sektor usaha mikro dan kecil melalui jaringan BMT. Pada 2010 yang lalu kami telah menyalurkan pembiayaan melalui 87 BMT dengan rata-rata portofolio per pembiayaan kepada pengusaha mikro dan kecil sebesar Rp. 3.329.318 maka jumlah penerima penerima manfaat (pengusaha mikro dan kecil) atas pembiayaan yang diberkan kami kepada BMT mencapai 14,316 pengusaha.

Untuk sebaran jenis sektor usaha yang menerima pembiayaan dari kami antara lain di sektor perdagangan masih menempati urutan pertama daftar penerima manfaat pembiayaan, sebanyak 62%. Per­dagangan yang dimaksud disini adalah pedagang yang berada di pasar tradisional, biasanya bahan dagangan yang mereka perjual belikan merupakan barang-barang yang terhubung langsung dengan proses produksi atau industri rumahan. Disusul di urutan kedua adalah sektor jasa, seperti tukang cukur, tukang ojek, dan jenis jasa-jasa mikro lainnya. Jumlah mereka mencapai 21%. Kemudian secara berturut-turut ada sektor konsumsi sebanyak 7%, dan sektor industri dan sektor pertanian masing-masing sebesar 5%.

Target Kinerja Keuangan di 2011

Kami mentargetkan pada 2011 nanti pertumbuhan aset akan meningkat sebesar  52,7 persen dari jumlah tahun 2010 yang sebesar Rp 59.1 miliar menjadi Rp. 90.3 miliar. Target peningkatan kinerja keuangan perusahaan juga dapat dilihat dari meningkatnya dana bank dan investor sebesar 61,5% dari Rp. 48,0 miliar menjadi Rp. 77.5 miliar, kami juga mentarget mendapatkan tambahan dari dari program sebesar Rp. 2.5 miliar.

Untuk outstanding pembiayaan yang diberikan diprakirakan akan meningkat sebesar 74,6% dari Rp. 47.4 miliar diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 82.7 miliar. Modal perusahaan diproyeksikan juga akan mengalami peningkatan sebesar 4% menjadi Rp. 11.0 miliar dari tahun sebelumnya Rp. 10.6 miliar.

Beberapa rasio keuangan juga kami targetkan mengalami perubahan. Sebagai konsekuensi dari bertambahnya aset yang cukup progresif, maka rasio permodalan akan kembali menurun hal ini terlihat pada angka DER perusahaan mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya 5 kali menjadi 7 kali. Dari sisi NPF juga, pada tahun ini kami berkeyakinan bahwa angka pembiayaan bermasalah (NPF) dapat kami turunkan ke angka 0,30%.

Produktifitas perusahaan  dilihat dari sisi Aset (ROA) akan mengalami peningkatan menjadi 4,7% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produktifitas Equity perusahaan (ROE) mengalami peningkatan 9,4%.

Dalam upaya membangun perusahaan keuangan yang kuat, kredibel dan modern, maka kami ingin pada tahun ini angka BOPO akan mengalami penurunan sebesar 1,2 % sehingga menjadi 87% yang menandai makin tercapainya efisiensi dalam perusahaan.

Sedangkan yang lebih penting adalah adanya peningkatan jumlah BMT dan pengusaha mikro yang menerima pembiayaan dari kami. Di 2011 kami targetkan ada 120 BMT menjadi saluran pembiayaan dengan target pengusaha mikro yang dibiayai mencapai 32,615 orang yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jabodetebek, Lampung dan Sultra. Peningkatan ini diharapakan dapat makin mendekatkan kami kepada visi kami menjadi pemain utama pelayanan jasa keuangan bagi usaha mikro kecil dan menengah melalui jaringan BMT.

Rencana Binis 2011

Untuk merealisasikan target-target tersebut dibutuhkan rencana strategi yang aplikatif dan saling menunjang. Adapun beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

A. Keuangan

B. Pemasaran

C. Pengawasan dan Mitigasi Resiko

sumber: alilgibran