“Untuk membuat BPR sangat sulit bagi kami,” ujar Ketua Umum BMT Center, Jularso yang ditemui saat pembukaan BMT Summit, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (22/10/2010).
Menurutnya, ketidaksanggupan BMT untuk mendirikan BPR saat ini, tidak lain penyebabnya dari segi pendanaan, mengingat saat ini BMT masih melayani anggota dengan usaha mikro yang masih beraset kecil.
“BMT ini dulunya diprakarsai oleh orang-orang yang mustadhafin (miskin), mereka tidak mempunyai banyak modal untuk mendirikan BMT ini, modalnya hanya sedikit,” ujarnya.
Modal awal yang digunakan pada awal mendirikan BMT ini dikatakan oleh Jularso, sangat kecil, kurang dari Rp10 juta. Dengan modal dan aset yang sedikit inilah yang kemudian menjadi dasar rasa pesimistis BMT untuk mendirikan BPR. Dia juga mengakui, ada beberapa anggota BMT yang juga memiliki BPR, namun BPR tersebut bukan bernaung di bawah BMT.
Harapan untuk mendirikan BMT sempat terbesit dan ada kemungkinan untuk dibahas dalam pertemuan BMT dalam BMT Summit. Namun untuk harapan terbesar mereka adalah untuk menjadi pusat pendanaan usaha mikro yang berbasiskan syariah di Iindonesia. “Harapan kami secara makro BMT ini menjadi gerakan Islamic finansial micro center,” jelasnya.
sumber: gibran