Thursday, May 2, 2024 21:07

Target 10.000 UKM Akhir Tahun, Dompet Dhuafa Gandeng Industri Kreatif

Posted by on Thursday, September 17, 2009, 8:00
This item was posted in Terbaru and has 0 Comments

Beberapa hari diawal Ramadhan lalu kita dikejutkan dengan berita pemberlakuan Perda DKI No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum yang melarang dan mengancam sanksi bila memberi kepada pengemis.

pedagangpasarBerbicara dalam forum FreShadaqah (Kamis 10/09/09) yang diselenggarakan oleh FreSH (Fredom of Sharing) community, sebuah ajang diskusi, kumpul-kumpul, networking, sharing antara pelaku industri kreatif.

Prima Hadi Putra (General Manager Resources Mobilization Dompet Dhuafa) berupaya untuk mencari solusi tercepat yang dapat dilakukan sehingga dapat dengan cepat mengurangi beban masyarakat.

Pada ajang diskusi santai yang dilakukan sambil berbuka puasa di Angkringan Wetiga, Kebayoran Baru, Putra sengaja memaparkan betapa pelaku industri kreatif memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan ini. Salah satunya menjadi bagian dari proses value transformation melalui media yang dimilikinya.

“Hampir semua anggota komunitas FreSh memiliki jaringan sosial, baik di dunia nyata maupun maya. Hal itu merupakan wahana yang baik untuk  sosialisasi kepudulian terhadap sesama. Bila satu orang diantara kita memiliki lebih dari 2.000 teman pada jaringanFacebook, maka setidaknya kita memiliki peluang untuk menebar value kepada 2.000 teman kita”, ia memberikan ilustrasi.

Belajar dari kesuksesan Grameen Bank, banknya orang miskin yang didirikan oleh  Prof. Muhammad Yunus telah berhasil mengangkat derajat kaum miskin di Bangladesh. Ilmunya telah banyak dipelajari oleh negara-negara lain sebagai proyek percontohan pengentasan kemiskinan,  bahkan Prof. Muhammad Yunus telah mendapatkan hadiah nobel pada tahun 2006. Apa yg dapat dilakukan bangsa Indonesia ?

Ditilik dari berbagai pengalaman Dompet Dhuafa (DD) dalam pengentasan kemiskinan,  setidaknya DD telah berhasil melahirkan beberapa program sosial seperti penyediaan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin melalui program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (www.lkc.or.id) yang menyediakan 24 jam layanan kesehatan dasar plus bagi keluarga dhuafa (fakir dan miskin) secara cuma-cuma dengan fasilitas: Poli Umum, UGD, Poli Kebidanan, Rawat Inap, Poli Gigi, Poli Gizi, Apotek, TB (Tuberculosis) Center, dan Poli Spesialis (Anak, Jantung, Syaraf, Paru, Kandungan, Kejiwaan, Bedah, Kulit & Kelamin) dilengkapi juga dengan program Bina Rohani Pasien sebagai pendekatan aspek spiritual kepada pasien.

Di bidang pemberdayaan ekonomi, DD menggulirkan program pemberian kail, seperti program  Kampoeng Ternak (www.kampoengternak.or.id) yang hingga akhir tahun 2008 telah menjangkau 18 propinsi dengan melibatkan 1.475 kepala keluarga peternak.

Program lain yang dijalankan untuk memberdayakan miskin melalui program Masyarakat Mandiri  (www.masyarakatmandiri.org), yang saat ini telah berhasil mencetak lebih dari 9.077 kepala keluarga pelaku usaha mikro. “Target kami menggenapkannya menjadi 10.000 di akhir tahun ini”, tandas Putra.

Apa kunci sukses Program Kampoeng Ternak & Masyarakat Mandiri? Mereka dijalankan dengan cara pemberian pelatihan secara langsung, pemberian modal dan konsultasi sehingga usahanya berhasil. Bahkan pendamping DD diwajibkan tinggal bersama kelompok usaha tersebut untuk mendalami usaha secara meyeluruh. DD tidak meminta jaminan apa pun atas modal kerja yg diberikan kepada masyarakat.

Bagaimana bila modal tersebut disalah gunakan? Grameen Bank menjalankan metode No Collateral, No Legal Instrument, No Group-Guarantee or Joint Liability. DD telah melakukan No Collateral & No Legal Instrument, Group Guarantee justru diwajibkan kerena justru inilah kontrol sosial rekan kerjanya sendiri, yg apabila ada penyalah gunaan modal, maka rekannya wajib mengingatkan, karena sistim permodalannya dilakukan secara bergulir.

Misalnya: Dari 10 orang dalam 1 group, penerima modal pertama adalah 4 orang pertama, apabila ada penyalah gunaan modal, sehingga uang tidak kembali atau berkurang, maka kesempatan 6 orang berikutnya akan gagal. Inilah bedanya Grameen Bank Bangladesh dengan Grameen Bank ala Indonesia yang dilakukan DD. Perbedaan lainnya adalah kurangnya promosi & kepercayaan masyarakat.

Siapakah pendana Modal Kerja DD untuk pengentasan kemiskinan ini? Pendana utamanya adalah zakat, sedekah dan Infaq dari masyarakat. Semakin banyak dana yg terkumpul, semakin  banyak juga kaum duafa yg terbantu.

sumber: www.dompetdhuafa.or.id

Comments are closed.