JAKARTA — Krisis ekonomi global yang terjadi mencuatkan isu keuangan Islam ke permukaan. Krisis yang terus terjadi setidaknya 10 tahun sekali membuat banyak mempertanyakan sistem kapitalis.
Dalam seminar internasional ‘Sharia Economy as a Solution of the Global Economy Crisis’, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault mengatakan krisis mulai terjadi saat emas dicabut sebagai backup moneter.
Sejak awal 1970an, tambahnya, dolar telah menggantikan emas. Hal inilah yang menyebabkan krisis terus terjadi. “Selama dolar tidak ditarik dari cadangan moneter krisis akan terus berlangsung,” tegas Adhyaksa dalam keynote speech-nya, Kamis (13/8).
Namun di masa kini, tambahnya, cadangan devisa saat ini pun dibackup dolar yang nilai intrinsik tidak lebih besar dari nominal. Padahal sistem keuangan Islam yang menggunakan emas sebagai alat tukar memiliki nilai stabil. Industri keuangan syariah yang cukup bertahan dari gelombang krisis ekonomi global membuatnya dilirik oleh sejumlah pelaku usaha.
Ekonomi Islam pun dipandang sebagai alternatif bahkan solusi dari krisis ekonomi. Saat banyak lembaga keuangan mengalami bangkrut, lembaga keuangan yang menerapkan syariah tetap bertahan.
Adhyaksa mengatakan dengan menjalankan prinsip-prinsip Islam, fenomena kebangkrutan bank kapitalis akan jauh dari sistem Islam. Pasalnya sistem Islam melarang riba dan menghalangi adanya lintah darat. “Sistem keuangan khilafah tidak mengenal sistem ribawi,” kata Adhyaksa.
www.republika.co.id