Magelang, Seolah tidak ingin tertinggal dalam persaingan di dunia keuangan mikro BMT Al Husna kian berbenah. Kali ini tidak main-main, Gedung Kantor Baru pun telah diluncurkannya.
Sabtu, (22/11) bertempat di Jalan Syailendra Raya, Borobudur, Kab. Magelang diresmikan gedung baru yang akan digunakan sebagai Kantor BMT Al Husna. Diresmikan oleh Bupati Kab. Magelang, dan dihadiri oleh Muspika, tokoh agama dan masyarakat, para manajer BMT, dan anggotanya acara berlangsung dengan hikmat.
Gedung Kantor yang tebilang megah ini merupakan bukti pencapain BMT Al Husna selama ini dan diharapkan menjadi pelecut semangat baru bagi Al Husna untuk berkarya.
Hartato, Manajer BMT Al Husna, menjelaskan, BMT ini pada awalnya hanya menyewa ruko kecil ukuran 3×4 meter untuk operasional hariannya. BMT ini didirikan Pada 17 April 1999 (1 Muharram 1420 H) atas prakarsa dan swadaya murni sebagian tokoh masyarakat Mungkid, Borobudur dan sekitarnya BMT ini didirikan dan baru pada tanggal 8 Juni 1999 kami melakukan kegiatan ekonomi.
“Tidak terbayang bagi kami akan menjadi seperti ini. BMT yang modal awalnya hanya Rp 5.345.000 dan digawangi hanya oleh 3 orang karyawan saja, tapi berkat usaha keras dan sungguh-sungguh Al husna telah menyublim menjadi pelaku keuangan mikro yang diperhitungkan” kenangnya.
Namun demikian, Saat Suharto, CEO PT Permodalan BMT Ventura yang juga didaulat memberikan sambutannya, memaparkan beberapa tantangan BMT kedepan. Krisis keuangan global yang saat ini terjadi masih akan berlangsung lama. Untuk itu BMT harus melihat krisis sebagai sebuah peluang bagi BMT seperti Al Husna lebih maju. Selama ini kita lebih melihat ekspor sebagai tujuan utama ekonomi bangsa atau dalam bahasa ekonomi disebut outward looking tapi lupa bahwa bangsa dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta ini merupakan pasar potensial yang bisa digarap, atau menggeser tujuan ekspor menjadi berorientasi pasar dalam negeri atau inward looking.
“BMT-BMT yang mulai growing seperti Al Husna ini juga jangan sekali-kali menggeser orientasi pembiayaan ke sektor usaha menengah atau bahkan besar. Dan, dalam masa-masa yang sulit yang akan dilalui ini, BMT-BMT juga sebisa mungkin menghindari pembiayaan yang beresiko, serta mengutamakan pembiayaan pada usaha yang memiliki local content tinggi”, Saat mengingatkan.