JAKARTA – Perhatian akan ekonomi Islam di Indonesia kini semakin meningkat. Sejumlah praktisi dan akademisi muda Indonesia membentuk Center for Islamic Studies in Finance, Economics and Development (CISFED) yang bertujuan menawarkan pemikiran alternatif mengintegrasikan antara ilmu dan agama.
Selain itu, CISFED juga memiliki tujuan berkontribusi meningkatkan awareness masyarakat akan pendekatan ekonomi Islam.
Chairman CISFED, Farouk Abdullah Alwyni mengatakan negara-negara Barat telah mendiskusikan kebutuhan akan pendekatan yang berbeda mengenai ekonomi Islam. Pasalnya ekonomi Islam yang beretika saat ini mulai dilirik dan dipelajari oleh negara-negara Barat.
“Kami percaya penelitian berbasis kebijakan Islam diperlukan saat ini dan CISFED siap berkontribusi di area tersebut,” kata Farouk, Rabu (11/2).
Kontribusi CISFED berupa laporan tahunan mengenai keuangan Islam di Indonesia dalam Indonesian Islamic Financial Outlook, midyear review, laporan penelitian dan public policy paper yang berisi penelitian mendalam keuangan, ekonomi dan pengembangan ekonomi Islam.
Paper tersebut terbit setiap tiga atau empat bulan. CISFED didukung oleh Farouk A Alwyni (Direktur ALIF) sebagai Chairman; Aji Dedi Mulawarman (dosen ekonomi Universitas Brawijaya) sebagai executive director; Masyhudi Muqorobin (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) sebagai direktur; Saat Suharto (CEO Permodalan BMT); Yusuf Hidayat (Universitas Al Azhar Indonesia).
Di Board of Trustee terdapat Nasyith Majidi, Awalil Rizky (BRIGHT Indonesia), dan Marwah Daud Ibrahim. Dalam acara ini Aji Dedi Mulawarman melakukan launching buku Akuntansi Syariah, Teori, Konsep dan Laporan Keuangan. – c67/ahi
Sumber : www.ng.republika.co.id