Archive | Terbaru

PELATIHAN KESEHATAN BMT & AKAD-AKAD SYARIAH SE-KORWIL JAWABARAT

Posted on 01 September 2010 by permodalanbmt

Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah BMT saat ini menjadi salah satu infrastruktur penting yang turut membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para Usaha Kecil Mikro (UKM) di Jawa Barat. Diantara aktivitas BMT adalah melakukan intermediasi keuangan mikro yakni dengan penghimpunan dana simpanan dari masyarakat, pemberian pembiayaan usaha dengan pola bagi hasil dan pola lainnya yang sesuai dengan Syari’ah, serta menjadi jembatan bagi Muzakki (pemberi Zakat/ Aghniya) dengan para Mustahiq (penerima Zakat). Sedangkan salah satu faktor penting dalam pengelolaan BMT adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI), dimana faktor ini cukup dominan dalam menjaga keberlanjutan dan perkembangan BMT. Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan ummat terhadap keberadaan BMT, maka semakin besar pula tantangan yang harus dijawab dalam menjaga amanah ummat agar BMT tetap memberikan pelayanan dengan AMANAH, PROFESIONAL, PRODUKTIF, DAN SESUAI SYARI’AH.

Oleh karena itu, BMT Center Korwil Jawa Barat bekerjasama dengan Absindo Jabar mengadakan pelatihan bersama tentang Kesehatan BMT dan Bedah Akad-Akad Syariah, adapun pemateri yang dihadirkan adalah para tokoh dan pegiat syariah masa-masa awal seperti:

  1. Bpk. Nurman Ernanta Ghani pemateri Kesehatan BMT (beliau adalah pengajar akuntansi syariah pertama di Indonesia).
  2. Bpk. Hasbi Mauriza Hasyim pemateri bedah akad-akad syariah (beliau adalah Direktur Bank Syariah pertama di Indonesia)

Adapun maksud dan tunjuan diadakannya pelatihan adalah sebagai berikut:

1.  PELATIHAN DASAR

  1. Menanamkan sikap mental para pengelola BMT sehingga dapat istiqomah/ konsisten dalam mengamalkan perekonomian/ muamalah yang sesuai dengan Syari’at Islam di lembaga BMT/ LKMS.
  2. Memberikan wawasan Pengetahuan tentang dasar-dasar operasional BMT/ KJKS khususnya tentang : Organisasi BMT, Prinsip dan produk Syari’ah BMT, Manajemen Pembiayaan, laporan keuangan BMT, Perhitungan Bagihasil Simpanan & Pembiayaan, Baitul Maal, dan Analisa Lap. Keuangan.
  3. Memberikan Ketrampilan kepada para pengelola BMT khususnya yang baru mengenal BMT maupun yang belum pernah mengikuti pelatihan dasar untuk dapat menyusun langkah yang tepat dalam operasional BMT.
  4. Standar Kompetensi :

–          Memahami prinsip dasar Baitul Maal dan Baitut Tamwil serta organisasinya,

–          Mampu menjelaskan perbedaan Sistem Ekonomi Syari’ah & sistem ekonomi konvensional,

–          Memahami Produk syari’ah BMT,

–          Mampu menghitung bagi hasil simpanan dan bagihasil pembiayaan.

2.  PELATIHAN LANJUTAN/ UP GRADING

a        Menanamkan sikap mental para pengelola BMT sehingga dapat istiqomah/ konsisten dalam mengamalkan perekonomian/ muamalah yang sesuai dengan Syari’at Islam di lembaga BMT/ LKMS.

b        Memberikan Refresh/ Penyegaran dan penambahan wawasan Pengetahuan tentang operasional BMT/ LKMS khususnya tentang : Analisa Kesehatan (Manajemen keuangan BMT) dan  Aplikasi Akad Syari’ah.

c         Menciptakan jaringan komunikasi antar pengelola BMT di Jawa-Barat guna terjalinnya transformasi segala bentuk aktivitas dan perkembangan BMT.

  1. Standar Kompetensi :

–          Memahami prinsip Rasio Kesehatan BMT dan perencanaan Keuangan BMT yang baik.

–          Mampu mengimplementasikan produk-produk sesuai Akad Syari’ah.

Pelatihan ini diikuti oleh 36 BMT se Jawa Barat seperti: BMT Al-Ishlah Cirebon, BMT Al Falah Cirebon, BMT Khusnul Aulia Cirebon, BMT Al-Amin Sumedang, BMT Al-Amanah Sumedang, BMT Al-Marzuqiyah, BMT Mardlotillah, BMT Baraya Bandung, BMT Sanama Bandung, BMT Madani Bogor, BMT Aqobah Bogor, BMT Ibaadurrahaman Bogor, BMT Ikhtiarrahman Bogor, BMT Amal Atina Bogor, BMT Azka Bogor, BMT Mitra Madani Cianjur, BMT El Fajr Cianjur, BMT El Investa Mubarokah Cianjur, BMT Nurul Ummah Sukabumi, BMT EL-Annur Sukabumi, BMT Al-Anhar Sukabumi, BMT El Salam Sumedang, BMT El-Falah Sumedang, BMT El Fath Cirebon dan masih banyak yg lainnya.

UUS BTN kucurkan kredit Rp20 miliar ke BMT Ventura

Posted on 20 August 2010 by permodalanbmt

JAKARTA: Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk kucurkan  fasilitas kredit modal kerja kepada PT Permodalan BMT Ventura sebesar Rp20 miliar untuk pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Housing and Commercial Banking BTN Purwadi mengatakan kerjasama fasilitas kredit tersebut merupakan tindak lanjut atas komitmen nya untuk mendukung UMKM.

“Kami telah bekerjasama dengan BMT Ventura sejak lima tahun lalu,” katanya hari ini.

Dia menjelaskan kredit tersebut  memakai fasilitas akad mudharabah  dan Permodalan BMT Ventura akan menjadi koordinator dalam pendistribusian kredit modal kerja tersebut.

Dia mengatakan BTN Syariah telah memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan induknya. “Meski masih berstatus unit usaha, BTN Syariah memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk mendukung induk usaha,” katanya.

Dia mengharapkan BTN Syariah dapat mendukung kredit non perumahan yang menjadi target induk usaha.

Belum lama ini,BTN telah menyalurkan kredit modal kerja UMKM kepada PT Permodalan Nasional Madani (Persero) sebesar Rp100 miliar.(mmh)

Sumber : Bisnis Indonesia

Pertumbuhan BMT Bakal Catat Rekor

Posted on 15 February 2010 by permodalanbmt

PERTUMBUHAN Baitul Maal Wat Tamwiil (BMT) sepanjang 2010 diproyeksikan bisa tercapai 30-40%. Selain itu,jumlah pemain di industri keuangan syariah mikro ini dipastikan bisa dicapai hingga kisaran 4.000 BMT.Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi Usaha Kecil (Pinbuk) Aslihan Burhan mengungkap kan, terdapat sejumlah faktor dibalik optimisme pertumbuhan BMT di dalam negeri. “Jumlah usaha mikro yang membutuhkan pembiayaan dari lembaga keuangan sekelas BMT kami perkirakan bakal meningkat lebih tinggi lagi,”ujar Aslihan. Aslihan menambahkan, pertumbuhan BMT sepanjang tahun ini juga bakal terdorong oleh kucuran dana Badan Layanan Umum Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (BLU LPDB). Continue Reading

Permodalan BMT Gandakan Aset

Posted on 06 January 2010 by permodalanbmt

pedagangpasarJAKARTA — Permodalan BMT akan memperluas jangkauannya di 2010 demi mencapai target. BMT ini menargetkan untuk mememiliki aset Rp 50 miliar-Rp 60 miliar pada tahun ini.

Chief Executive Officer Permodalan BMT, Saat Suharto, mengatakan dalam rancangan business plan yang sedang disusun, pada 2010 pihaknya menargetkan peningkatan aset dua kali lipat dari 2009.

”Pada 2010, nilai aset perusahaan kami targetkan menjadi Rp 50 miliar-Rp 60 miliar dan laba Rp 1,3 miliar,” kata Saat kepada Republika, pekan lalu.

Untuk dapat mencapai target peningkatan aset dan laba perusahaan, tambahnya, maka diperlukan pula peningkatan nilai pembiayaan. Di 2010 Saat mengungkapkan target pembiayaan setidaknya harus mencapai Rp 138 miliar. Hingga November 2009, Permodalan BMT memiliki aset Rp 27,4 miliar dengan perolehan laba Rp 700 juta.

Dalam upayanya menggenjot nilai pembiayaan, ujar Saat, secara ekspansif Permodalan BMT akan melakukan pembiayaan ke sektor mikro melalui BMT. Untuk mencapai hal itu pihaknya pun akan mulai membuka pasar-pasar pembiayaan baru.

”Jika pada tahun-tahun sebelumnya customer kami terpusat di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, maka pada 2010 kami akan lebih banyak hadir di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” tutur Saat.

Strategi ini, lanjutnya, juga berarti mendorong BMT Center sebagai asosiasi BMT-BMT dapat melakukan ekspansi keanggotaan di wilayah-wilayah tersebut, karena Permodalan BMT hanya memberikan pembiayaan kepada BMT yang telah tergabung dalam BMT Center.

BMT Center

Terkait dengan keanggotaan BMT Center, ungkap Saat, di 2009 ada dua anggota yang dikeluarkan karena tidak memenuhi standar performa anggota. Namun pada tahun yang sama, bertambah pula delapan anggota baru. Dengan demikian jumlah anggota BMT Center di 2009 menjadi 144 unit, bertambah dari 138 unit di tahun 2008.

”Pada 2010 ada sekitar 30 BMT yang sedang menunggu proses menjadi anggota,” kata Saat.

Menurut Saat, 2010 masih menjadi tahun yang baik bagi lembaga keuangan mikro syariah untuk berkembang. Hal tersebut didukung oleh adanya beberapa bank-bank yang sudah ada maupun bank baru konvensional dan syariah yang akan masuk di sektor mikro. Mereka menawarkan angka pembiayaan di atas Rp 50 juta rupiah per outstanding, terutama dengan model pembiayaan konsumer.

”Namun hal ini perlu di jaga agar tidak menjadi over flow kebutuhan, sehingga memancing persaingan yang tidak mengindahkan unsur kehati-hatian,” papar Saat.

Sedangkan untuk pembiayaan pada angka di bawah Rp 50 juta, tambahnya, aksesibilitas masih akan menjadi isu. Pihaknya pun berharap, terjadi sinergi linkage antara perbankan dengan Permodalan BMT untuk memperbesar portofolio pembiayaan kepada pengusaha mikro untuk outstanding di bawah 20 juta.

Akan tetapi terdapat beberapa ancaman terutama dari maraknya lembaga-lembaga baru yang bergerak pada keuangan mikro yang kadangkala beroperasi dengan tidak menggunakan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance atau GCG), oleh karena itu kami perlu mengingatkan kepada regulator (pemerintah) untuk membatasi badan hukum yang baru dan meningkatkan pengawasan.

sumber : www.republika.co.id

 

Aksesibilitas Masyarakat Terhadap BMT Tinggi

Posted on 10 November 2009 by permodalanbmt

kertek2JAKARTA–Aksesibilitas masyarakat terhadap BMT kian tinggi. Hal tersebut terlihat dari angka yang pertumbuhan baik dari sisi simpanan maupun pembiayaan BMT yang terus tumbuh setiap tahunnya.

Direktur Eksekutif BMT Center, Ahmad Sumiyanto mengatakan dalam penelitian yang dilakukan BMT Center terhadap sampel 50 anggotanya menunjukkan jumlah anggota pembiayaan yang meningkat per tahunnya, ditambah dengan nilai portofolio yang relatif kecil memperlihatkan tingginya aksesibilitas masyarakat.

“Akses terhadap lembaga keuangan akan mempercepat transaksi-transaksi, sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi di daerah akan meningkat,” kata Sumiyanto, Jumat (6/11).

Pemberian akses bagi pengusaha mikro terhadap lembaga keuangan, tambahnya, merupakan salah satu upaya untuk menuju distribusi ekonomi yang lebih merata dan berkeadilan. Seperti ditunjukkan oleh data yang ada pemberian pembiayaan kepada pengusaha mikro selalu lebih kecil dibandingkan dengan pengusaha kecil, menengah maupun besar.

“Dari penelitian ini diharapkan akan menjadi Policy Brief bagi pemerintah untuk menentukan haluan kebijakannya dalam pemberian akses bagi pengusaha mikro terutama dengan menggunakan pola syariah,” tandas Sumiyanto.

CEO Permodalan BMT Ventura yang juga menjadi salah satu peneliti mengatakan penelitian yang dilakukan kepada 50 anggota BMT Center di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur ini menggunakan data dari tahun 2005 hingga 2008.

Dari data yang ada BMT mampu menyalurkan pembiayaan kepada pengusaha mikro dengan jumlah pembiayaan per anggota pada tahun 2005 sebesar Rp 1,13 juta per portofolio pembiayaan; pada 2006 sebesar Rp 1,16 juta per portofolio pembiayaan; 2007 sebesar Rp 1,94 juta per portofolio pembiayaan dan pada tahun 2008 sebesar Rp 2,68 juta per portofolio pembiayaan. “Hal ini menunjukkan bahwa BMT mampu menyentuh pengusaha mikro,” kata Saat.

Dari sisi banyaknya yang menerima manfaat, jumlah anggota yang mendapatkan pembiayaan pun sangat besar yaitu pada tahun 2005 tercatat 259.850 anggota, pada tahun 2006 tercatat 281.811 anggota tahun 2007 tercatat 313.225 anggota dan pada tahun 2008 sebanyak 396.150 anggota

Adanya penelitian tersebut, lanjut Saat, memungkinkan terbentuknya model bagi lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk mereduksi kemiskinan. Hal tersebut, jelasnya, dapat dilakukan dengan cara melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas diri dan usaha dari masyarakat miskin akan tetapi aktif secara ekonomi  gie/ahi

sumber : www.republika.co.id

Prospek Cerah BMT Indonesia

Posted on 10 October 2009 by permodalanbmt

Masa depan lembaga keuangan mikro syariah khas Indonesia seperti Baitul Maal wat Tamwil (BMT), kian bersinar saja. Lembaga-lembaga tersebut bahkan mampu menarik perhatian lembaga keuangan internasional. Continue Reading

Pembiayaan Permodalan BMT Naik 53 Persen

Posted on 29 September 2009 by permodalanbmt

JAKARTA–Lembaga keuangan syariah mencatat peningkatan signifikan dibanding tahun lalu. Begitu pula dengan pembiayaan Permodalan BMT Ventura yang mengalami peningkatan sebesar 53,9 persen dibanding periode sama tahun lalu. Per Agustus 2009 Permodalan BMT mencatat pembiayaan Rp 16,7 miliar, sementara di Agustus 2008 sebesar Rp 10,8 miliar. Continue Reading

Target 10.000 UKM Akhir Tahun, Dompet Dhuafa Gandeng Industri Kreatif

Posted on 17 September 2009 by permodalanbmt

Beberapa hari diawal Ramadhan lalu kita dikejutkan dengan berita pemberlakuan Perda DKI No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum yang melarang dan mengancam sanksi bila memberi kepada pengemis. Continue Reading

Keuangan Syariah Harus Perluas Pasar

Posted on 18 August 2009 by permodalanbmt

Jakarta__ Kompetensi di industri keuangan syariah tidak hanya terjadi antar sesama pelaku keuangan syariah, namun juga berhadapan dengan dengan industri keuangan konvensional. Pelaku industri dituntut untuk dapat menggaet nasabah baru dari kalangan massa mengambang. (floating mass). Kuncinya adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk mengembangkan produk inovatif.

Continue Reading

Krisis akan Berlanjut Jika Dolar Jadi Backup Moneter

Posted on 14 August 2009 by permodalanbmt

JAKARTA — Krisis ekonomi global yang terjadi mencuatkan isu keuangan Islam ke permukaan. Krisis yang terus terjadi setidaknya 10 tahun sekali membuat banyak mempertanyakan sistem kapitalis. Continue Reading