Archive | January, 2010

Permodalan BMT Gandakan Aset

Posted on 06 January 2010 by permodalanbmt

pedagangpasarJAKARTA — Permodalan BMT akan memperluas jangkauannya di 2010 demi mencapai target. BMT ini menargetkan untuk mememiliki aset Rp 50 miliar-Rp 60 miliar pada tahun ini.

Chief Executive Officer Permodalan BMT, Saat Suharto, mengatakan dalam rancangan business plan yang sedang disusun, pada 2010 pihaknya menargetkan peningkatan aset dua kali lipat dari 2009.

”Pada 2010, nilai aset perusahaan kami targetkan menjadi Rp 50 miliar-Rp 60 miliar dan laba Rp 1,3 miliar,” kata Saat kepada Republika, pekan lalu.

Untuk dapat mencapai target peningkatan aset dan laba perusahaan, tambahnya, maka diperlukan pula peningkatan nilai pembiayaan. Di 2010 Saat mengungkapkan target pembiayaan setidaknya harus mencapai Rp 138 miliar. Hingga November 2009, Permodalan BMT memiliki aset Rp 27,4 miliar dengan perolehan laba Rp 700 juta.

Dalam upayanya menggenjot nilai pembiayaan, ujar Saat, secara ekspansif Permodalan BMT akan melakukan pembiayaan ke sektor mikro melalui BMT. Untuk mencapai hal itu pihaknya pun akan mulai membuka pasar-pasar pembiayaan baru.

”Jika pada tahun-tahun sebelumnya customer kami terpusat di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, maka pada 2010 kami akan lebih banyak hadir di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” tutur Saat.

Strategi ini, lanjutnya, juga berarti mendorong BMT Center sebagai asosiasi BMT-BMT dapat melakukan ekspansi keanggotaan di wilayah-wilayah tersebut, karena Permodalan BMT hanya memberikan pembiayaan kepada BMT yang telah tergabung dalam BMT Center.

BMT Center

Terkait dengan keanggotaan BMT Center, ungkap Saat, di 2009 ada dua anggota yang dikeluarkan karena tidak memenuhi standar performa anggota. Namun pada tahun yang sama, bertambah pula delapan anggota baru. Dengan demikian jumlah anggota BMT Center di 2009 menjadi 144 unit, bertambah dari 138 unit di tahun 2008.

”Pada 2010 ada sekitar 30 BMT yang sedang menunggu proses menjadi anggota,” kata Saat.

Menurut Saat, 2010 masih menjadi tahun yang baik bagi lembaga keuangan mikro syariah untuk berkembang. Hal tersebut didukung oleh adanya beberapa bank-bank yang sudah ada maupun bank baru konvensional dan syariah yang akan masuk di sektor mikro. Mereka menawarkan angka pembiayaan di atas Rp 50 juta rupiah per outstanding, terutama dengan model pembiayaan konsumer.

”Namun hal ini perlu di jaga agar tidak menjadi over flow kebutuhan, sehingga memancing persaingan yang tidak mengindahkan unsur kehati-hatian,” papar Saat.

Sedangkan untuk pembiayaan pada angka di bawah Rp 50 juta, tambahnya, aksesibilitas masih akan menjadi isu. Pihaknya pun berharap, terjadi sinergi linkage antara perbankan dengan Permodalan BMT untuk memperbesar portofolio pembiayaan kepada pengusaha mikro untuk outstanding di bawah 20 juta.

Akan tetapi terdapat beberapa ancaman terutama dari maraknya lembaga-lembaga baru yang bergerak pada keuangan mikro yang kadangkala beroperasi dengan tidak menggunakan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance atau GCG), oleh karena itu kami perlu mengingatkan kepada regulator (pemerintah) untuk membatasi badan hukum yang baru dan meningkatkan pengawasan.

sumber : www.republika.co.id